Kebencian Korawa semakin menjadi bahkan mereka menjebak para Pandawa dan ibunya Kunti yang dikenal dengan Bale Segalagala. Namun mereka selamat, dan pergi melintasi kota Ekachakra, kemudian mereka tinggal sementara di kerajaan Panchala. Kebetulan di kerajaan Panchala diadakan sayembara, dan siapa yang memenangkannya akan memperoleh seorang puteri yaitu Dropadi. Dan akhirnya Arjuna yang memenangkan sayembara itu. Akhirnya, Dropadi menjadi istri kelima Pandawa atas perintah ibunya,Kunti.
Dari pernikahannya dengan Dropadi, Yudistira mendapatkan putera Pratiwinda. Dan menurut versi pewayangan Jawa, Dropadi hanya menikah dengan Yudhistira dan mendapatkan seorang putera bernama Pancawala.
Dari pernikahannya dengan Dropadi, Yudistira mendapatkan putera Pratiwinda. Dan menurut versi pewayangan Jawa, Dropadi hanya menikah dengan Yudhistira dan mendapatkan seorang putera bernama Pancawala.
Setelah menikah dengan Dropadi, para Pandawa kembali ke Hastinapura. Mereka mendapat sambutan yang lura biasa kecuali dari pihak Duryodana. Persaingan atas takhta Hastinapura antara Pandawa dan Korawa kembali terjadi. Akhirnya para sesepuh memberikan Pandawa sebagian dari wilayah kerajaan tersebut, yaitu hutanKandawaprastha yang dikenal sebagai hutan yang gersang dan angker. Sedangkan para Korawa mendapatkan istana Hatinapura.
Pandawa menerima wilayah tersebut, dan dengan bantuan sepupu mereka, Kresna danBaladewa, akhirnya Kandawaprastha berhasil dibuka dan menjadi pemukiman baru. Pandawa juga mendapatkan bantuan dariWiswakarma, ahli bangunan dari kahyangan, dan juga Anggaraparna dari bangsa Gandharwa. Maka terciptalah istana yang megah dan indah bernama Indraprastha, yang berarti “Kota Dewa Indra”.
Namun dalam pewayangan Jawa, Indraprastha lebih dikenal dengan sebutan kerajaan Amarta. Dan hutan yang dibuka bernamaWanamarta. Awal dari pembukaan hutan Wanamarta ini masih terkait dengan sayembara Dropadi.Dalam pewayangan jawa, setelah menikah dengan Dropadi, para Pandawa tidak kembali ke Hastinapura melainkan menuju kerajaan Wirata, untuk bertemu Prabu Matsyapati. Matsyapati yang simpati dengan cerita Pandawa, lalu menyarankan untuk membuka hutan Wanamarta yang dihuni oleh berbagai makhluk halus yang dipimpin oleh lima bersaudara, yang bernama Yudistira, Danduncana, Suparta, Sapujagad, dan Sapulebu. Tentu saja pekerjaan pandawa untuk membuka hutan Wanamarta mengalami banyak rintangan. Namun, akhirnya dengan melalui percakapan yang halus, para penghuni hutan Wanamarta yang merupakan makhluk halus merelakannya kepada Pandawa.
Yudistira kemudian memindahkan istana Amarta dari alam jin ke alam nyata untuk dihuni para Pandawa. Dan Yudistira menjadi raja Amarta. Untuk mengenang dan menghormati raja jin yang telah memberinya istana, Puntadewa pun memakai gelar Prabu Yudistira.
Setelah berhasil mendirikan kerjaan baru yaitu Amarta (Indraprastha), Puntadewa yang menjadi raja berusaha keras untuk memakmurkan negaranya. Dikisahkan, saat itu terdengar berita bahwa barang siapa yang bisa menikahi puteri kerajaanSlagahima yang bernama Dewi Kuntulwinanten, maka negeri tempat ia tinggal akan menjadi makmur dan sejahtera. Karena mendapatkan izin dari istrinya Dropadi, Puntadewa pergi ke kerajaan Slagahima. Dalam istana Slagahima sudah berkumpul sekian banyak raja yang ingin melamar Dewi Kuntulwinanten, namun tidak ada satupun yang diterima. Dewi Kuntulwinanten hanyan bersedia menikah dengan seorang yang berhati suci, dan dia akhirnya menukannya dalam diri Puntadewa. Namun tiba-tiba sang Dewi musnah dan menyatu dalam diri Puntadewa. Karena sebenarnya KUntulwinanten bukan manusia asli, dia adalah penjelmaan anugerah dewata untuk seorang raja yang adil yang hanya memikirkan kesejahteraan negaranya. Sedangkan anak raja raja Slagahima yang asli bernama Tambakganggeng. Ia kemudian mengabdi kepada Puntadewa dan diangkat sebagai patih di kerajaan Amarta.
Dalam kitab Mahabharta bagian kedua yaitu Sabhaparwa dikisahkan tentang niat Yudhistira mengadakan upacara Rajasuya demi menyebarkan dharma dan menyingkirkan raja-raja angkara murka. Kemudian adik-adiknya, Bima, Arjuna, Nakula dan Sadewa memimpin tentara masing-masing ke empat penjuru Bharatawarsha (India Kuno) untuk mengumpulkan upeti.
Pandawa menerima wilayah tersebut, dan dengan bantuan sepupu mereka, Kresna danBaladewa, akhirnya Kandawaprastha berhasil dibuka dan menjadi pemukiman baru. Pandawa juga mendapatkan bantuan dariWiswakarma, ahli bangunan dari kahyangan, dan juga Anggaraparna dari bangsa Gandharwa. Maka terciptalah istana yang megah dan indah bernama Indraprastha, yang berarti “Kota Dewa Indra”.
Namun dalam pewayangan Jawa, Indraprastha lebih dikenal dengan sebutan kerajaan Amarta. Dan hutan yang dibuka bernamaWanamarta. Awal dari pembukaan hutan Wanamarta ini masih terkait dengan sayembara Dropadi.Dalam pewayangan jawa, setelah menikah dengan Dropadi, para Pandawa tidak kembali ke Hastinapura melainkan menuju kerajaan Wirata, untuk bertemu Prabu Matsyapati. Matsyapati yang simpati dengan cerita Pandawa, lalu menyarankan untuk membuka hutan Wanamarta yang dihuni oleh berbagai makhluk halus yang dipimpin oleh lima bersaudara, yang bernama Yudistira, Danduncana, Suparta, Sapujagad, dan Sapulebu. Tentu saja pekerjaan pandawa untuk membuka hutan Wanamarta mengalami banyak rintangan. Namun, akhirnya dengan melalui percakapan yang halus, para penghuni hutan Wanamarta yang merupakan makhluk halus merelakannya kepada Pandawa.
Yudistira kemudian memindahkan istana Amarta dari alam jin ke alam nyata untuk dihuni para Pandawa. Dan Yudistira menjadi raja Amarta. Untuk mengenang dan menghormati raja jin yang telah memberinya istana, Puntadewa pun memakai gelar Prabu Yudistira.
Setelah berhasil mendirikan kerjaan baru yaitu Amarta (Indraprastha), Puntadewa yang menjadi raja berusaha keras untuk memakmurkan negaranya. Dikisahkan, saat itu terdengar berita bahwa barang siapa yang bisa menikahi puteri kerajaanSlagahima yang bernama Dewi Kuntulwinanten, maka negeri tempat ia tinggal akan menjadi makmur dan sejahtera. Karena mendapatkan izin dari istrinya Dropadi, Puntadewa pergi ke kerajaan Slagahima. Dalam istana Slagahima sudah berkumpul sekian banyak raja yang ingin melamar Dewi Kuntulwinanten, namun tidak ada satupun yang diterima. Dewi Kuntulwinanten hanyan bersedia menikah dengan seorang yang berhati suci, dan dia akhirnya menukannya dalam diri Puntadewa. Namun tiba-tiba sang Dewi musnah dan menyatu dalam diri Puntadewa. Karena sebenarnya KUntulwinanten bukan manusia asli, dia adalah penjelmaan anugerah dewata untuk seorang raja yang adil yang hanya memikirkan kesejahteraan negaranya. Sedangkan anak raja raja Slagahima yang asli bernama Tambakganggeng. Ia kemudian mengabdi kepada Puntadewa dan diangkat sebagai patih di kerajaan Amarta.
Dalam kitab Mahabharta bagian kedua yaitu Sabhaparwa dikisahkan tentang niat Yudhistira mengadakan upacara Rajasuya demi menyebarkan dharma dan menyingkirkan raja-raja angkara murka. Kemudian adik-adiknya, Bima, Arjuna, Nakula dan Sadewa memimpin tentara masing-masing ke empat penjuru Bharatawarsha (India Kuno) untuk mengumpulkan upeti.
Namun pada saat yang sama, seorang raja angkara murka juga sedang mengadakan upacara mengorbankan seratus raja. Raja tersebut adalah raja Jasaranda dari kerajaan Magadha. Kemudian Yudhistira mengirimkan Bima dan Arjuna yang didampingi Kresna untuk menumpas Jasaranda. Dan Bima berhasil membunuh Jasaranda setelah melalui pertarungan yang seru.
Dan setelah semua persyaratan terpenuhi, Yudistira melaksanakan upacara Rajasuya yang dihadiri sekian banyak raja dan pendeta. Yudistira kemudian ditetapkan sebagai Maharajadhiraja. Saat itu datanglah sekutu Jasaranda bernama Sisupala yang menghina Kresna di depan umum. Dan setelah melewati penghinaan ke -100, Kresna akhirnya memenggal kepala Sisupala di depan umum.
Duryodana juga hadir dalam acara Rajasuya tersebut. Dia kagum dan iri melihat kemegahan dan keindahan istana Indraprastha. Timbullah niatnya untuk merebut kerajaan itu, apalagi dalam acara tersebut dia dipermalukan oleh ucapan Dropadi. Saat memasuki ruangan istana, Duryodana tercebur ke dalam kolam, karena air kolam sangat jernih sehingga lantai dibawahnya sampai nampak, dan Duryodana pun mengira bahwa itu lantai biasa.
Duryodana juga hadir dalam acara Rajasuya tersebut. Dia kagum dan iri melihat kemegahan dan keindahan istana Indraprastha. Timbullah niatnya untuk merebut kerajaan itu, apalagi dalam acara tersebut dia dipermalukan oleh ucapan Dropadi. Saat memasuki ruangan istana, Duryodana tercebur ke dalam kolam, karena air kolam sangat jernih sehingga lantai dibawahnya sampai nampak, dan Duryodana pun mengira bahwa itu lantai biasa.
1 komentar:
KONTOL
KONTOL GEDE BANGET
Posting Komentar