Sengkuni Gugur





Setelah Prabu Salya gugur di tangan Yudhistira, kini giliran Patih Sengkuni dengan kereta perangnya terjun ke medan laga, menuju pertahanan pandawa. Paman para Korawa itu ternyata memang sangat mahir dalam memainkan segala senjata. Di kala muda, Sengkuni adalah satria dari Gandara bernama Sri Gantalapati, seorang pemuda yang tampan dan sakti. Ia mengikuti Sayembara memperebutkan Dewi Kunti di kerajaan Mandura, namun ia gagal karena dikalahkan oleh Pandu, ayah para Pandawa.
Berkali-kali senjata-senjata Pandawa mengenai tubuhnya, namun tidak satupun yang bisa mekulai sSengkuni. Bahkan ia justru melepaskan berbagai pana kearah Arjuna dan berhasil mematahkan serangan panah Arjuna.

Werkudara, kemudian mencegat kereta perang Sengkuni dan memaksanya turun dari kereta perangnya. Terjadilah pertarungan antara Werkudara dan Sengkuni.
Berulangkali, Gada Rujakpolo mengenai tubuh Sengkuni, namun ia hanya ketawa, ia tidak merasakan kesakitam. Werkudara tidak putus asa, ia terus memukul Sengkuni dari kepala, dada, perut, sampai telapak kaki, tetapi Sengkuni tetap baik-baik saja seperti tidak merasakan apa-apa.
Werkudara kemudian meletakkan Gada-nya, ia maju menghadapi Sengkuni, berkali-kali Werkudara berhasil menangkap Sengkuni, namun kulit Sengkuni sangat licin, sehingga selalu kepas. Werkudara terus melwan Sengkuni tanpa putus asa, ia teringat saat peristiwa Bale Sigala-gala, saat dirinya dan para Pandawa lainnya serta ibunya, Kunti hampir menjadi korban atas kelicikan Sengkuni yang ingin menyingkirkan mereka. Permainan dadu, yang membuat dirinya dan saudara-saudaranya yang lain serta Dropadi sengsara selama 13 tahun itu juga karena ide dan kelicikan Sengkuni.
Sementara Sengkuni merasa kecewa, karena bertemu Pandu di Mandura, saat sayembara memperebutkan Dewi Kunti. Saat itu, Sengkuni menyerahkan Dewi gendari kepada pandu, dengan harapan agar kakaknya bisa berbahagia bersama Pandu, tetapi ternyata Dewi Gendari justru diberikan kepada Dretarastra.
Werkudara sudah merasa capek menghadapi Sengkuni, namun ia kemudian iangat bahwa kulit Sengkuni amat licin, dan peluhnya berbau lenga tala, ini mungkin ada hubungannya waktu Korawa dan Pandawa masih kecil bermain di sumur tua dan menemukan cupu lenga tala milik Abiyasa, kakek para Pandawa yang berisi minyak kesaktian. Jika tubuhnya dilumuri dengan minyak lenga tala, akan kebal terhdap senjata apapun. Dan saat itu, lenga tala diambil Sengkuni dan dilumurkan keseluruh tubuhnya.
Werkudara lalu meraih leher Sengkuni, dihimpitnya leher Sengkuni dengan lengannya kuat-kuat, sehingga leher sengkuni terkecik, dan mulutnya pun membuka lebar kehabisan napas. Werkudara kemudian memasukkan kuku Pancanaka ke dalam mulut Sengkuni karena Sengkuni tidak meminum lenga tala. Maka dengan mudahnya Werkudara merobek bagian dalam leher Sengkuni sampai menembus jantungna. Namun Sengkuni tetap masih hidup, walaupun sudah luka berat.
Kresna kemudian meminta Werkudara untuk segera menuntaskan kematian Sengkuni. Werkudara mengerti bahwa kesaktian Sengkuni dikarenakan Lenga tala yang dioleskan ke sekujur tubuhnya. Werkudara segera membuat kulit Sengkuni agar terkelupas, dan akhirnya Sengkuni pun gugur setelah kulitnya terkelupas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © 2011. wayang kulit . All Rights Reserved
Home | Company Info | Contact Us | Privacy policy | Term of use | Widget | Site map
Design by Dalang . Published by Dalang